Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran jumlah sel serta jaringan interseluler, ukuran fisik
dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan dan dapat diukur dengan satuan
panjang dan berat. Perkembangan
merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan Bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian. Stimulasi/Rangsangan
adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi/rangsangan
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Deteksi Dini penyimpangan tumbuh kembang
artinya mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita.
Balita sehat
memiliki tanda-tanda sebagai berikut : berat badan naik sesuai garis
pertumbuhan mengikuti pita hijau di Kartu Menuju Sehat (KMS) atau naik ke pita
warna di atasnya, anak bertambah tinggi, kemampuannya bertambah sesuai umur,
jarang sakit serta ceria, aktif dan lincah. Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita dapat dilakukan dengan cara :
1.
Menimbang berat
badannya tiap bulan di Posyandu, fasilitas pelayanan kesehatan lain, atau Pos
Pelayanan Anak Usia Dini (PAUD).
2.
Merangsang
perkembangan abak sesuai umurnya dengan melakukan stimulasi.
3.
Mengajak anak
bermain dan bercakap-cakap.
4.
Membawa anak ke
petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK).
a. Umur 0-1 tahun :
4 kali dalam setahun
b. Umur 1-6 tahun :
2 kali tiap tahun (setiap 6 bulan)
5.
Meminta kader
mencatat pertumbuhan dan perkembangan di KMS.
Imunisasi adalah
memberikan kekebalan pada bayi dan balita dengan suntikan atau tetesan untuk
mencegah agar anak tidak sakit atau walaupun sakit tidak menjadi parah. BAlita
harus diimunisasi agar kebal terhadap penyakit. Bila tidak diimunisasi tubuh
mudah terserang penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi melindungi dari penyakit, mencegah kecacatan dan kematian.
Pemberian Vitamin A adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR
bisa terjadi pada bayi kurang bulan atau cukup bulan. Penyebab dari BBLR ini
adalah ibu hamil yang kurang gizi, kurang darah (anemia), muntah berlebihan,
berumur kurang dari 20 tahun dan atau lebih dari 35 tahun, jarak kelahiran kurang
dari 2 tahun, merokok dan minum alcohol, memiliki tekanan darah tinggi,
menderita penyakit kronis, mengalami perdarahan selama kehamilan, mengalami
infeksi, hamil kembar dan pernah melahirkan bayi kurang bulan sebelumnya.
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang penting karena pada tiga tahun pertama dari kehidupan anak merupakan periode tumbuh kembang yang amat cepat (periode emas/ critical period / window of opportunity).
Jika
terjadi gangguan pada tumbuh kembang pada masa ini, maka gangguan
tersebut akan menetap, sehingga amat penting mengenal gejala gangguan
perkembangan selama periode ini (deteksi dini) dan menanganinya secara
terpadu dan profesional sehingga diharapkan dapat dicapai hasil yang
maksimal. Perlu diketahui bahwa gangguan perkembangan yang diintervensi
secara dini (lebih cepat) akan memberikan hasil yang lebih baik, deteksi
dini menjadi penentu keberhasilan intervensi.
Di Indonesia, jumlah balita
10 % dari jumlah penduduk, di mana prevalensi (rata-rata) gangguan
perkembangan bervariasi 12.8% s/d 16% sehingga dianjurkan melakukan
observasi/skrining tumbuh kembang pada setiap anak.
Gangguan perkembangan yang banyak dikeluhkan orangtua:
- keterlambatan bicara, gangguan irama dan artikulasi bahasa
- kesulitan mengunyah dan menelan
- kesulitan pemusatan perhatian dan belajar
- hiperaktif
- gangguan pendengaran atau penglihatan
- gangguan koordinasi dan keseimbangan gerak
- gangguan emosi
-cerebral palsi, autis, down syndrome, dan gangguan perkembangan lainnya.