Sabtu, 14 Februari 2015

PENTINGNYA DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

Perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan fisik dan motorik, lognitif, sosial emosional dan bahasa. Masa ini menurut Ebbeck (1998) merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk. Pada masa ini anak sudah memiliki ketrampilan dan kemampuan walupun belum sempurna. Usia anak pada masa ini merupakan fase foundamental yang akan menentukan kehidupannya dimasa datang. Untuk itu, kita harus memahami perkembangan anak usia  dini khususnya perkembangan fisik dan motorik.
            Ketika anak mencapai tahapan usia TK ( 3-6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi.. perbedaanya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan serta ketrampilan yang dimiliki. Kalau kita perhatikan, pada anak usia TK telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai jenis ketrampilan. Dengan bertambahnya usia perbandingan antara bagian tubuh berubah. Selain itu, letak gravitasi maikn berada bagian bawah tubuh sehingga keseimbangan ada pada tungkai  bagian bawah.

Gambar. 1. Deteksi tumbuh kembang di Paud Generasi Bangsa Desa Ayula
  Karena gerakan anak usia TK lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjungkai dengan santai serta mampu melangkah dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Pola-pola tersebut memungkinkan anak untuk memberikan respon dalam berbagai situasi yang mereka hadapi. Pada masa ini ketrampilan motorik kasar dan halus sangat pesat perkembangannya. Karena pada umumnya anak usia TK sangat aktif. Mereka memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Karena otot-otot besar lebih berkembang dari pada kontrol terhadap tangan dan kaki, sehingga mereka belum bisa melakukan kegiatan yang rumit. Karena masa kecil sering disebut sebagai saat ideal untuk mempelajari ketrampilan motorik dengan alasan :
1.       tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh orang dewasa sehingga anak lebih mudah menguasai ketrampilan motorik.
2.       Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya, sehingga anak akan mempelajari keterampilan baru dengan lebih mudah.
3.       Secara keseluruhan anak lebih berani mencoba pada saat kecil ketimbang setelah besar. Oleh karena itu mereka berani mencoba sesuatu yang baru, sehingga menimbulkan motivasi yang diperlukan untuk belajar.
4.       Anak –anak menyukai pengulangan, sehingga mereka bersedia mengulangi tindakan hingga otot terlatih untuk melakukannya secara efektif.
5.       Anak memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempelajari keterampilan motorik.
 

 
 
Hal-Hal yang memperlambat perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik. Berikut beberapa gangguan perkembangan motorik yang nampak pada anak usia dini:
  • Berat badan yang tidak normal dalam perkembangan koordinasi motorik, yang tidak disebabkan oleh retardasi mental, gangguan neurologisyang didapat maupun konginental (Development Coordination Disorder).
  •        Gangguan ini bisa bersamaan dengan kesulitan bicara
  •        Saat bayi anak tidak bisa merangkak, kalau merangkak seperti merayap
  •        Bila duduk posisi kaki seperti huruf “ w”
  •        Anak tampak aneh dalam berjalan, sering jatuh, tersandung dan menabrak
  •        Lambat belajar berlari, melompat dan naik turun tangga
  •        Kesulitan mengikat sepatu
  •        Kesulitan memasang dan melepaskan kancing, melempar dan menangkap bola
  •        Anak tampak lamban dalam gerak halus & kasar
  •        Benda yang dipegang sering jatuh
  •        Tidak pandai menggambar, tulisannya sangat jelek
  •        Sulit mengerjakan permainan jigsaw, menggunakan permainan yang konstruksional
  •        Sering disebut juga : the clumsy child syndrome
  •        Sering dijumpai kesulitan bersekolah,
  •        Pada beberapa kasus bersamaan dengan gangguan perkembangan emosional dan perilaku.
  •       Pada beberapa kasus , dijumpai adanya riwayat komplikasi perinatal misalnya berat badan lahir rendah.
Deteksi Dini Tumbuh Kembang di TK Seroja Desa Huyula

               Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar semua aspek tersebut berkembang secara seimbang. (Husna Djaina, SST ;2015)