Rekreasi dalam bahasa Arab disebut (siyahah) yaitu bepergian ke suatu tempat
untuk suatu tujuan, bukan untuk berpindah tempat dan bukan untuk melakukan
suatu pekerjaan. Rekreasi dengan tujuan bersantai, bersenang-senang,
menikmati indahnya alam, mengetahui tempat-tempat bersejarah dan lain
sebagainya adalah dibolehkan asal tidak terdapat kemungkaran(Qs. Muhammad : 10,
al-Ankabut :20, al-Mulk :15, dan an-Nur :122)
|
Rekreasi Keluarga Besar Puskesmas Motolohu di Water Park Bolihutuo Kabupaten Boalemo |
|
Sebenarnya
masa liburan merupakan nikmat waktu luang. Setiap muslim harus menyadari hal
ini, sehingga waktu liburan harus digunakan sebaik mungkin. Rasulullah saw
telah memperingatkan, betapa banyak manusia yang terlalaikan dari nikmat waktu
luang ini, dan hanya menuai kerugian belaka. Beliau bersabda,: “Ada dua
nikmat yang kebanyakan orang tertipu darinya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Al-Bukhari).
Oleh
karena itu setiap muslim sebaiknya memanfaatkan waktu liburan dengan hal-hal
yang bisa membawa manfaat, berkah dan bisa memberikan maslahah di dunia dan di
akhirat. Rasulullah saw sendiri sebenarnya telah mencontohkan bagaimana
sebaiknya umat muslim melakukan libur untuk menyegarkan tubuh dan pikiran, Liburan
rutin yang dianjurkan adalah yang menyejukkan dan menguatkan jiwa.
|
selfie lagi kitee with kru keperawatan |
|
|
selfie lagi kitee...... |
|
selfiee trus ,,,,,,,, |
|
with KTU baru ibu Yayun Gunibala, Amd Keb,, wisata di Water Park Bolihuto |
Nah jika esensi tujuan akhir dari rekreasi, tamasya
dan berlibur adalah mendapat dan mengembalikan kebahagiaan, maka persoalannya
bukan lagi suasana, keadaan dan tempat berlibur itu, bukan lagi kemana dan dimana
berliburnya, melainkan bersama siapa kita saat itu. Anda berada di gubuk reot
di tengah hutan tetapi bersama orang yang anda cintai, maka akan terasa sorga. Jadi kebahagiaan anda sejatinya
tidak ditentukan oleh suasana dan tempat, melainkan ditentukan oleh siapa yang bersama
anda. Itulah sebabnya Rabiah al-Adawiyah berucap, saya tidak peduli apakah saya
di sorga atau di neraka, yang penting cinta Allah selalu bersama dan menyertai
saya # (Husna Djaina, SST; 2015)