Meski tak bisa dipungkiri, manusia juga dapat dipandang sebagai
makhluk individu yang mempunyai hak dan kewajibannya secara pribadi.
Mereka memiliki pemikiran dan pilihan yang diperlukannya dalam mengambil
tindakan yang akhirnya akan dipertanggungjawabkannya sendiri. Manusia
yang bersikap individual cenderung akan mengedepankan egoisme dalam
dirinya ; mengutamakan kepentingan pribadi serta mengenyampingkan tujuan
bersama.
"Semoga Kebersamaan Kita Selalu Terjaga" |
Sikap egois serupa itu tanpa
disadari, sehari-hari kerap kita temukan di depan mata kepala sendiri.
Misal, seorang yang mencampakkan sampah sembarangan. Ia tidak peduli,
apakah sampahnya akan membuat risih orang lain atau tidak. Aksi
kebut-kebutan di jalan, meski memakai motor sendiri juga contoh lainnya.
Pengebut ini tidak memikirkan bahwa aksinya dapat saja mencederai orang
lain atau mencelakai dirinya sendiri sehingga membuat susah orang
tuanya. Sikap-sikap mau menang sendiri, bersikap seenak perutnya saja,
dan tidak menghargai peran orang lain inilah yang hendaknya disingkirkan
jauh-jauh dari dalam diri kita yang hidup dalam alam bermasyarakat.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Hujurat ayat 13, “Hai manusia,
Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Di
sini tampak, bahwa Allah SWT yang Maha Mengenal menghendaki manusia
saling kenal-mengenal yang hakikatnya merupakan benih dari kasih sayang.
Tak kenal maka tak sayang, demikian sebuah peribahasa. Dengan munculnya
rasa sayang maka akan tumbuh kepedulian, perasaan berkorban, saling
menghargai kemudian sifat-sifat mementingkan diri sendiri pun akan
musnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar