Rabu, 01 Oktober 2014

Kegiatan Puskesmas Motolohu dalam Mencegah BBLR

Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi makin (makin muda masa gestasi bayi tinggi angka kematian), afiksia/iskemia otok, sindroma gangguan pernapasan, perdarahan interaventrikuler, displasia bronkopulmonia, retrolental fibroplasias, infeksi, gangguan metabolik (asidosis hipoglikemia, hiperbilubinemia) kadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dll) (Winkjosaatro, 2006).

Pencegahan
Menurut Manuaba (2006), dengan mengetahui berbagai faktor penyebab berat badan lahir rendah dapat dipertimbangkan langkah pencegahan dengan cara:
  1. Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan teratur.
  2. Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kehamilan dan persalinan preterm
  3. Memberi nasehat tentang :
  • Gizi saat hamil
  • Meningkatkan pengertian keluarga berencana internal
  • Memperhatikan tentang berbagai kelainan yang timbul dan segera melakukan konsultasi.
  • Menganjurkan untuk pemeriksaan tambahan sehingga secara dini penyakit ibu dapat diketahui dan diawasi/diobati

                                          Gambar. 1. Bermitra dengan dukun beranak dalam
                                           meningkatkan persalinan ke fasilitas kesehatan

                                     Gambar 2. Kunjungan Rumah  oleh Bidan Desa sekaligus
                                     penempelan Stiker P4K di desa Huyula

                                       Gambar 3. Memberikan PMT pada ibu hamil KEK


                                    Gambar 4. Sweping BUMIL jarang ke Posyandu sekaligus
                                   pemeriksaan HB darah dan pemberian PMT ibu Hamil KEK




Menurut Erlina (2008), pada kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Mencegah/preventif adalah langkah yang penting. Dan hal-hal yang dapat dilakukan diantaranya:
  1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
  2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatanya dan janin dalam kandunganya dengan baik.
  3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinanya pada kurun waktu reproduksi sehat (20-34 tahun).
  4. Perlu dukungan sektor lain yang terikat untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

Selasa, 30 September 2014

PROFIL PUSKESMAS MOTOLOHU

PUSKESMAS MOTOLOHU


GAMBARAN UMUM

A. GEOGRAFIS, BATAS WILAYAH DAN IKLIM
Kecamatan Randangan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato, dengan luas wilayah 17.647,87 km2, terdiri dari 13  desa,   49 dusun,  dengan jarak dari ibukota Kabupaten Pohuwato ± 32 km.
Letak geografis Puskesmas Motolohu Kecamatan Randangan Terletak pada 00º 28' 17" - 00º 35' 56" Lintang Utara dan  122º 59' 44" - 123º 05' 59" Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara                :  Kecamatan Taluditi
b. Sebelah Timur              :  Kecamatan Patilanggio
c. Sebelah Selatan             : Toluk Tomini
d. Sebelah Barat               :  Kecamatan    Wanggarasi                         
Curah hujan pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografi dan perputaran/pertemuan arus angin. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan curah hujan tahun 2010  berkisar antar 3 mm sampai 257 mm.



           
B. DEMOGRAFI
Jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah  14.698 Jiwa dan jumlah KK adalah 4118  KK, dengan jumlah masyarakat miskin      jiwa, jumlah KK miskin        jiwa. Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas  Motolohu  tahun 2014  berdasarkan data SP2TP berjumlah 14.698 jiwa, dimana penyebarannya di  13 ( Tiga belas) desa belum merata.
Ratio kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Motolohu  menunjukkan bahwa tingkat persebaran penduduk antar kelurahan berbeda dimana tampak penduduk terkonsentrasi di Desa   Motolohu dan Desa Manunggal Karya .
Keluarga miskin diwilayah kerja Puskesmas  Motolohu  tertinggi terdapat di Desa  Motolohu  serta terendah di Desa Patuhu.

C.     EKONOMI
Ciri khas suatu Kabupaten Pohuwato adalah kondisi struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian dan pertambakan. Untuk Kecamatan Randangan struktur perekonomiannya didominasi oleh sektor pertanian  yang kemudian diikuti oleh sektor  pertambakan  serta jasa-jasa lainnya.



PEMBANGUNAN KESEHATAN
           
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, serta merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya. Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : 1). Lingkungan, 2). Perilaku, 3). Pelayanan Kesehatan, 4). Keturunan.(Hendrik L. Blum).
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, dimana melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya menyembuhkan orang sakit atau memulihkan kesehatan.
Secara makro paradigma sehat berarti pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat sedangkan secara mikro paradigma sehat berarti bahwa pembangunan kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, dan mampu mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil, merata serta terwujudnya derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan lebih diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta membudayakan sikap hidup yang dapat menjamin hidup sehat, perbaikan gizi yang meningkatkan kemampuan fisik dan intelegensia serta produktivitas kerja yang meningkat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta sarana dan prasarana umum.
Sasaran pembangunan kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan dan derajat kesejahteraan sosial yang makin bermutu dan usaha yang mampu mewujudkan manusia yang tangguh, sehat, cerdas dan produktif. Untuk itulah dalam rangka pelaksanaan pembangunan kesehatan di daerah, telah ditetapkan visi, misi, strategi dan program Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato.


A.    VISI, MISI, STRATEGI, PROGRAM DINAS KESEHATAN KABUPATEN POHUWATO
1.      VISI
 "MASYARAKAT MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT"

2.   MISI
  • Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani.
  • Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna merata, bermutu dan berkeadilan.
  • Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
  • Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.

3.   STRATEGI
  • Penerapan Desa  Sehat dalam rangka pendekatan pembangunan berwawasan kesehatan
  • Peningkatan mutu pendidikan tenaga kesehatan menuju profesionalisme.
  • Mengoptimalkan kelompok dana sehat dan subsidi bagi kelurga miskin  (GAKIN) yang mengarah pada pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.
  • Optimalisasi peran puskesmas sebagai wujud penerapan desentralisasi kesehatan.
  • Mengembangkan sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA)  

4.   PROGRAM – PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
      Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal maka Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato menjabarkan program-program pembangunan kesehatan sebagai berikut:
a.      Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan dari Program Lingkungan Sehat :
Terwujudnya lingkungan sehat yang mendukung tumbuh kembangnya anak remaja,memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat, memungkinkan interaksi sosial, serta menlindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan, sehingga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang optimal.

Sasaran : 
  •  Terlindunginya masyarakat dari kondisi lingkungan yang tidak sehat.
  •  Menurunnya faktor resiko lingkungan penyebab penyakit dan gangguan kesehatan
Tujuan dari Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Kesehatan :
Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan agar dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat mandiri dan produktif.
Sasaran :
1.   Individu dan keluarga
2. Tatanan RT, institusi, sarana kesehatan, dan tempat kerja
3.  Organisasi kemasyarakatan/LSM dan media massa
4. Program/Petugas Kesehatan
5.  Lembaga pemerintah/swasta

b.      Program Upaya Kesehatan
Tujuan :
Menyelenggarakan upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, berjenjang, profesional, bermutu serta terjangkau dalam pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Sasaran :
1. Peningkatan kesehatan masyarakat terhadap keluarga miskin
2. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
3. Peningkatan peran aktif masyarakat dan swasta
4. Peningkatan pelayanan penunjang medis dan non medis
c.       Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuan :
Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi serta penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
Sasaran :
1. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita
2. Menurunnya prevalensi gangguan akibat yodium pada anak
3. Menurunnya anemia gizi besi dan kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil
4. Konsumsi gizi seimbang dengan rata-rata konsumsi energi sebesar 2.200 kkal per kapita perhari dan protein 50 gram per hari
d.      Program Sumber Daya Kesehatan
Tujuan :
Meningkatkan sumber manusia kesehatan yang profesional dan merata dalam mewujudkan program MDG’s.
Sasaran :
1. Merumuskan kebijakan dan pemberdayaan SDM kesehatan
2. Mendorong kemandirian profesi kesehatan
3. Memelihara danmeningkatkan mutu SDM kesehatan
4. Meningkatkan manajemen SDM kesehatan
e.      Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
Tujuan :
  • Melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan obat, NAPZA dan bahan berbahaya lainnya
  • Menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat bermutu yang dibutuhkan masyarakat
  •  Menjamin mutu pengelolaan obat di unit pelayanan kesehatan
  • Melindungi masyarakat dari pengggunaan sedian farmasi, makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, mutu dan keamanan
Sasaran :
  •  Terhindarnya masyarakat dari penyalahgunaan obat dan NAPZA
  •  Terkendalinya penyaluran obat dan NAPZA
  • Tercegahnya resiko atau akibat/efek samping penggunaan bahan kimia berbahaya pada penggunaan kosmetik
f.       Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Tujuan :
Menyelenggarakan upaya kesehatan sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan dengan manajemen sumber daya yang efektif dan efisien didukung oleh iptek kesehatan, sehingga dapat tercapai pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas.
Sasaran :
  • Terciptanya kebijakan kesehatan yang menjamin tercapainya sistem kesehatan yang efisien, efektif, berkualitas dan berkesinambungan serta mendukung reformasi bidang kesehatan
  • Tersedianya SDM dibidang kesehatan yang mampu melakukan berbagai kajian kebijakan kesehatan
  • Berjalannya sistem perencanaan kesehatan melalui pendekatan wilayah, sektoral dan berbasis masyarakat
  • Terciptanya organisasi dan tatalaksana diberbagai unit pelayanan kesehatan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang good governance
  • Tertatanya administrasi keuangan dan perlengkapan yang efisien dan fleksibel di semua jajaran unit kesehatan daerah
  • Tersusunnya berbagai perangkat hukum daerah dibidang kesehatan

B.     VISI, MISI, NILAI, MOTTO, STRATEGI, UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS MOTOLOHU
1.      VISI
         Terwujudnya Kesehatan Masyarakat    Yang Mandiri                                           

2.   MISI
  • Menggerakkan Pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
  • Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwiliayah kerjanya.
  • Memelihara dan meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
  • Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta lingkungan yang bersih dan sehat.
3.   NILAI – NILAI
  •  Berpihak kepada rakyat
  • Bertindak Cepat dan Tepat
  • Kerjasama Tim
  • Integritas Tinggi
  • Transparansi dan Akuntabilitas
2.  MOTTO

  " TULUS MELAYANI "

3.  STRATEGI UTAMA
  •  Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas.
  • Menggerakkan dan Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup Sehat
  • Meningkatkan Sistem Surveilans, Monitoring dan Informasi Kesehatan
  • Pembiayaan Kesehatan Yang Efektif dan Efisien
4. UPAYA KESEHATAN
a.    Upaya Kesehatan Wajib
  1.  Promosi Kesehatan
  2.  Kesehatan Lingkungan
  3.  Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
  4.  Perbaikan Gizi Masyarakat
  5.  Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
  6.  Pengobatan
b.   Upaya Kesehatan Pengembangan
  1. Perawatan Kesehatan Masyarakat
  2.  Upaya Kesehatan Sekolah
  3.  Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
  4.  Upaya Kesehatan Kerja
  5.  Upaya Kesehatan Jiwa
  6.  Upaya Kesehatan Usia Lanjut
  7.  Upaya Kesehatan Mata dan Telinga
  8.  Upaya Kesehatan Olahraga
  9.  Pembinaan Pengobatan  Tradisional
  10.  Upaya Laboratorium
  11.  Upaya Konsultasi Medik, Gizi, dan Sanitasi
c.    Upaya Kesehatan Inovatif
  1.  Pelayanan Prima
  2.  Pelayanan Posyandu Lansia
  3.  Penggalakkan TASIA (Tabungan Sayang Ibu dan Anak)
  4.  Penggalakkan TABULIN (Tabungan Ibu Melahirkan)
  5.  Pengembangan Desa  Siaga Aktif
  6.  Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan